Candi Borobudur
Candi Borobudur merupakan bangunan suci berbukit sebagai peninggalan
sejarah agama Buddha mazhab Mahayana. Dari prasasti tahun 842 Casparis
menyimpulkan bahwa nama lengkap monumen sejarah itu adalah Bhumisambharabhuddhara yang berarti "Gunung himpunan kebajikan sepuluh tingkatan Bodhisattva". Dengan arsiteknya Gunadharma.
Tidak kurang dari 500 buah buku ditulis oleh para
ahli Indonesia maupun mancanegara mengenai Borobudur, tetapi belum ada
kesamaan pendapat, diantara para sarjana dan ahli arkeolog itu. Candi
Borobudur didirikan tahun berapa, oleh siapa, berapa lama penggunaan
bangunan bukit suci bagi agama Buddha dan kapan menghilang atau dengan
sengaja dikubur ataukah ada sebab lain. Semua pertanyaan ini masih terus
diteliti untuk memperoleh jawaban yang pasti dengan dukungan melalui
bukti-bukti sejarah.
Candi Borobudur terletak di pusat jantung pulau
Jawa. Borobudur termasuk salah satu candi peninggalan yang terdapat di
Propinsi Jawa Tengah, letaknya di Kabupaten Magelang (Kedu) Km.41dari
Yogjakarta kearah Utara melalui jalan raya yang menuju Magelang.
Borobudur sebuah candi menjulang tinggi dan
bersandar pada sebuah bukit menoreh yang membujur dari arah Timur ke
Barat, didampingi gunung-gunung membentang seperti disebelah Timur
terdapat gunung Merbabu dan Merapi, sebelah Barat terdapat gunung
Sumbing serta gunung Sindoro dan sebelah Barat Laut terhampar bukit
Menoreh, di sebelah Utara (lokasi Magelang) yang dikelilingi oleh gunung
Telomoyo dan Unggaran, ini membuktikan lambang kebulatan tekad dalam menyembah Ing Gusti (surat dari Dr. Beda Scramm kepada Mamoque).
Pemilihan lokasi presisi yang esak adalah berkat
berhasilnya rasa penyatuan diri logika penalaran dengan alam semesta.
Pendekatan epigrafi di ilhami dari sekian puluh prasasti yang ada, namun
pihak ahli ngotot dalam mencari benang merah untuk mendapatkan jawaban
tentang apa, siapa,mengapa,bilamana dan bagaimana Borobudur muncul
dibumi ini kembali.
Candi Borobudur yang dibangun sekitar abad ke 8,
diperkirakan para ahli dari penyelidikan terakhir menunjukkan bahwa
Borobudur dibangun lebih dahulu dari candi Kalasan, sedangkan candi
Mendut didirikan lebih dahulu dari candi Borobudur pada tahun 824 oleh
Raja Indra.
Salah seorang pengganti Raja Indra ialah
Samarotungga yang merampungkan bangunan suci candi Borobudur pada tahun
824. Samarotungga digantikan oleh Pramodawardhani bergelar Cri Kahulunan
yang nikah dengan keluarga Sanjaya yaitu Rakai Pikatan,
pengganti Rakai Garung. Pramowardhani mendirikan candi Plaosan. Menurut
J.G. Casparis berdasarkan prasasti Cri Kahulunnan tahun 842, di dalam
prasasti itu disebutkan terdapat kuil bernama Bhumisambhara ,menurutnya
masih terdapat sebuah kata 'gunung' dibelakang nya, sehingga nama
seluruhnya Bhumisambharabuddhara. Dari kata inilah akhirnya menjadi nama Borobudur.
J.G. Casparis telah menemukan dalam dua
prasasti Syailendra, di Plaosan dan Klurak. Salah satunya prasasti
Nalanda dari sekitar tahun 850 yang menyebutkan bahwa seorang Maharaja Balaputradewa,
penguasa Svarnadvipa telah memohon bantuan Raja Dewapala dari Magadha
untuk membangun sebuah asrama. Pada abad ke 7 nama Syailendra pertama
kali muncul dalam prasasti yang diketemukan di desa Sojomerto,dekat
pekalongan (Jawa Tengah).
0 Response to "Candi Borobudur"
Posting Komentar